Monday, August 26, 2019

Paparan deskriptif, naratif, argumentasi, dan persuasif tentang produk jasa


Paparan deskriptif, naratif, argumentasi, dan persuasif tentang produk jasa

A.Kalimat deskriptif
Contoh :
Bimbingan belajar yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik. Maka, bimbel akan membantu seorang anak lebih mengerti pelajaran sekolah dari pada murid lainnya. Dari sana seorang anak akan diajarkan dan diberi penjelasan secara lebih khusus dari pada disekolah.

B.Kalimat naratif
Contoh:
Banyak kelas yang dibuka untuk bimbingan belajar seperti les fisika, les biologi, les matematika dll. Bimbel ini membutuhkan pengajar yang berpengalaman dan kreatif agar para siswa yang belajar tidak bosan terhadap pembelajaran.

C. Kalimat argumentasi
Contoh:
Bimbingan belajar merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh lembaga-lembaga atau organisasi yang bertujuan untuk memberikan pendidikan non-formal bagi para siswa.
Di zaman yang serba modern ini sudah banyak lembaga-lembaga yang menawarkan jasa dalam memberikan pendidikan kepada siswa dengan berbagai metode yang baru yang bisa menarik minat siswa untuk mengiokuti bimbingan belajar tersebut.

D. Kalimat persuasif
Contoh :
Seperti diuraikan sebelumnya bimbingan belajar merupakan salah satu usaha yang perlu dilaksanakan untuk mencapai tujuan belajar yang maksimal. Pelaksanaan bimbingan dilatar belakangi oleh beberapa aspek. Diantaranya aspek psikologis, kultural atau sosial budaya, dan pedagogis.

E.Produk Jasa

Pengertian jasa adalah kegiatan ekonomi dengan hasil keluaran yang tidak berwujud yang ditawarkan dari penyedia jasa yakni perusahaan kepada pengguna jasa atau konsumen.

Sunday, August 18, 2019

Kesesuaian Hasil Produk Dengan Rancangan



Kesesuaian Hasil Produk Dengan Rancangan

Mengevaluasi kesesuaian hasil produk dengan rancangan perlu dilakukan. Hal tersebut perlu dilakukan sebagai langkah kroscek antara rencana yang dibuat dengan hasil yang didapatkan. Cara evaluasi ini dapat dilakukan secara manual, untuk mempermudah maka kita hanya melakukan sampling saja terhadap produk yang sudah selesai dibuat.

Dengan adanya evaluasi tersebut seorang wirausaha dapat memutuskan apakah rencana yang sudah dibuat berjalan sesuai dengan rencana atau tidak. Apabila produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan rancangan maka perlu diambil langkah lebih lanjut untuk mengatasinya. Contoh jenis usaha yang memerlukan adanya tahapan evaluasi ini dalah usaha yang bergerak pada bidang kerajinan atau membuat barang jadi. Karena kualitas barang dagangan menjadi faktor penentu kepuasan pelanggan kita.

Sumber : https://brainly.co.id/tugas/16633440

Teori Dasar Perakitan


Teori Dasar Perakitan


1.1 Pengertian & Prinsip Perakitan

Perakitan adalah suatu proses penyusunan dan penyatuan beberapa bagian komponen menjadi suatu alat atau mesin yang mempunyai fungsi tertentu. Pekerjaan perakitan dimulai bila obyek sudah siap untuk dipasang dan berakhir bila obyek tersebut telah bergabung secara sempurna. Perakitan juga dapat diartikan penggabungan antara bagian yang satu terhadap bagian yang lain atau pasangannya.

Pada prinsipnya perakitan dalam proses manufaktur terdiri dari pasangan semua bagian-bagian komponen menjadi suatu produk, proses pengencangan, proses inspeksi dan pengujian fungsional, pemberian nama atau label, pemisahan hasil perakitan yang baik dan hasil perakitan yang buruk, serta pengepakan dan penyiapan untuk pemakaian akhir. Perakitan merupakan proses khusus bila dibandingkan dengan proses manufaktur lainnya, misalnya proses permesinan ( frais, bubut, bor, dan gerinda ) dan pengelasan yang sebagian pelaksanaannya hanya meliputi satu proses saja. Sementara dalam perakitan bisa meliputi berbagai proses manufaktur.

1.2 Metode perakitan.

Dalam produksi massal, proses perakitan dapat dilakukan dengan cara otomatis, misalnya proses pengikatan, pengelingan, pengelasan, penyekrupan, dan lain-lain dalam urutan rangkaian proses produksi. Hal itu dilakukan untuk mendapatkan hasil pada setiap produk dengan bentuk yang standar.

Dalam perakitan terdapat beberapa metode yang dapat diterapkan sesuai dengan kebutuhan. Metode-metode tersebut adalah :

a. Metode perakitan yang dapat ditukar tukar.

Pada metode ini, bagian-bagian yang akan dirakit dapat ditukarkan satu sama lain ( interchangeable ), karena bagian tersebut dibuat oleh suatu pabrik secara massal dan sudah distandarkan baik menurut ISO, DIN, JIS, dan lain sebagainya. Keuntungan bila kita menggunakan bagian atau komponen yang telah distandarkan adalah waktu perakitan komponen yang lebih cepat dan dalam penggantian komponen yang rusak dapat diganti dengan komponen yang sejenis yang ada di pasaran. Akan tetapi tetap mempunyai kerugian yaitu kita harus membeli komponen tersebut dengan harga yang relatif lebih mahal.

b. Perakitan dengan pemilihan.

Pada metode perakitan dengan metode pemilihan, komponen-komponennya juga dihasilkan dengan produksi massal yang pengukuran-pengukurannya tersendiri menurut batasan-batasan ukuran.

c. Perakitan secara individual.

Perakitan secara individual dalam pengerjaannya tidak dapat kita pisahkan antara pasangan satu dengan pasangannya. karena dalam pengerjaannya harus berurutan tergantung bagian yang sebelumnya. Salah satu komponen yang berpasangan tersebut kita selesaikan terlebih dahulu, kemudian pasangan lainnya menyusul dengan ukuran patokan yang diambil dari komponen yang pertama.

1.3 Macam dan jenis perakitan.

Ada beberapa macam jenis perakitan yang sering digunakan di dunia industri, hal ini tergantung pada pekerjaan yang akan dilakukan. Biasanya faktor bentuk dan jumlah produk yang akan dihasilkan sangat menentukan. Pada umumnya ada dua macam jenis perakitan yaitu :

• Perakitan Manual yaitu; perakitan yang sebagian besar proses dikerjakan secara konvensional atau menggunakan  tenaga manusia dengan peralatan yang sederhana tanpa alat-alat bantu yang spesifik atau khusus.
• Perakitan otomatis yaitu; perakitan yang dikerjakan dengan sistem otomatis seperti otomasi, elektronik, mekanik, gabungan mekanik dan elektronik (mekatronik), dan membutuhkan alat bantu yang lebih khusus.
 Sedangkan untuk jenis perakitan dapat dibedakan menurut jenis produk yang akan dilakukan perakitan yaitu; Produk tunggal Jenis perakitan tunggal yaitu perakitan dengan produk hanya satu jenis saja
 Produk seri Jenis perakitan produk seri adalah bila perakitan dilakukan dalam jumlah massal dalam bentuk dan ukuran yang sama. Contohnya proses perakitan produk elektronik, perakitan mobil, perakitan motor dan lain-lain.


Prosedur Pengujian Kesesuaian Fungsi Produk Barang / Jasa



Prosedur Pengujian Kesesuaian Fungsi Produk Barang/Jasa

Memahami definisi manajemen operasi memungkinkan untuk mengetahui secara umum apa yang beroperasi dalam suatu organisasi. Ada beberapa fungsi dari manajemen operasi (Heizer dan Render, 2011:38) dibagi menjadi empat fungsi, yaitu:
  1. Manajemen operasi adalah tiga fungsi utama dari setiap organisasi, dan secara integral terkait dengan semua fungsi bisnis lainnya. Bagaimana orang mengorganisir diri untuk usaha produktif.
  2. Untuk mengetahui bagaimana barang dan jasa yang dihasilkan.
  3. Untuk memahami apa yang manajer operasi dilakukan.
  4. Operasi manajemen adalah suatu bagian mahal dari sebuah organisasi. Hal ini juga memberikan  kesempatan besar bagi sebuah organisasi untuk mengingatkan profitabilitas dan meningkatkan layanan kepada masyarakat.

Jadi, operasi telah didefinisikan sebagai sistem transformasi atau proses yang mengubah input menjadi output. Ketika proses transformasi yang terjadi, ada nilai yang dimassukkan. Nilai mengambil bentuk sebagai output barang atau jasa. Manajemen operassi ini juga sangat membantu bagi para manajer untuk memahami pentingnya kegiatan operasi yang efektif dari suatu organisasi.

Manajemen Kualitas

Dalam kehidupan pasar, kualitas dapat ditentukan oleh pelanggan karena produk yang ada diciptakan untuk pelanggan. Untuk meraih kkualitas tersebut perlu diterapkan suatu manajemen kualitas. Menurut ISO 8402 (Quality Vocabulary) Mendefinisikan manajemen kualitas sebagai semua aktivitas dari fungsi manajemen secara keseluruhan yang mmenentukan kebijaksanaan kualitas, tujuan dan tanggung jawab serta mengimplementasikannya melalui alat-alat sebagai berikut;
  1. Perencanaan kualitas (Quality Planning). Perencanaan adalah penetapan dan pengembangan tujuan dan kebutuhan untuk kualitas serta penerapan sistem kualitas.
  2. Pengendalian kualitas(Quality Control). Pengendalian kkualitas adalah teknik dan aktivitas operasional yang digunakan untuk memenuhi persyaratan kualitas.
  3. Jaminan kualitas (Quality Assurance). Jaminan kualitas adalah semua tindakan terencana dan sistematis yang diimplementasikan dan didemonstrasikan untuk memberikan kepercayaan yang cukup bahwa produk akan memuaskan kebutuhan untuk kualitas tertentu.
  4. Peningkatan kualitas (Quality Improvement). Peningkatan kualitas adalah tindakan-tindakan yang diambil untuk meningkatkan nilai produk pelanggan melalui peningkatan efektivitas dan efisiensi dari proses dan aktivitas melalui struktur organisasi.

Jadi sistem manajemen kualitass ini berfokus pada konsistensi dari setiap proses kerja yang ada untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan pasar. Dalam menciptakan sebuah sistem manajemen yang berkualitas dibutuhkan sebuah tahapan-tahapan proses yang harus dilakukan, hal tersebut dikenal sebagai PDCA (Plan-Do-Check-Act). Gaspersz (2012:35) PDCA dapat dijabarkan sebagai berikut;
  1. Rencanakan (Plan). Merupakan sebuah proses untuk merencanakan suatu sistem manajemen kualitas. Dalam melakukan sebuah perencanaan, harus mengandung konsep SMART (Specific, Measurable, Achievable, Result-Oriented, Timely) yang artinya ketika menetapkan tujuan-tujuan kualitas harus ditetapkan secara spesifik dan bukan bersifat umum, dapat diukur, dapat dicapai, berorientasi pada pencapaian hasil dan memiliki tolok ukur waktu untuk mencapai tujuan tersebut.
  2. Laksanakan (Do). Setelah menentukan perencanaan dari sebuah sistem, langkah berikutnya adalah menerapkan dan mengoperasikan sistem menejemen kualitass tersebut dengan mengelola lingkungan kerja yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian terhadap persyaratan produk, menciptakan struktur manajemen, menerapkan tanggung jawab dengan kewenangan yang memadai yang artinya bahwa manajemen puncak harus menjamin bahwa tanggung jawab dan wewenang didefinisikan dan dikomunikasikan dalam organisasi
  3. Periksa (Check). Berikutnya adalah melakukan pemeriksaan pada proses sistem manajemen kualitas dengan melakukan pemantauan dan pengukuran. Pengukuran yang dilakukan seperti terhadap kepuasan pelanggan dengan melakukan survei atas kepuasan pelanggan, opini, persepsi pelanggan dan sebagainya yang mencakup segala masukan terhadap kualitas menurut pandangan konsumen. Hal yang diperiksa tidak hanya sebatas terhadap kualitas yang ada, tetapi juga keada identifikasi penyebab ketidaksesuaian terhadap perencanaan yang direncanakan untuk mengambil tindakan koperatif
  4. Bertindak (Act). Yang terakhir adalah melakukan tindakan perbaikan atas segala ketidak sesuaian yang ada dan melakukan tindakan korektif untuk memperbaiki atau meningkatkan sistem menejemen kualitas secara terus menerus untuk mencegah pengulangan kembali tindakan ketidaksesuaian tersebut. Tindakan perbaikan tersebut seperti melakukan peninjauan ulang terhadap sistem manajemen kualitas.




Gambar 1. Alur Plan-Do-Check-Act
Sumber: (Heizer dan Render, 2015: 248)

Kualitass adalah istilah yang berarti hal-hal yang berbeda untuk orang-orang yang berbeda. Kualitas sebagai keseluruhan fitur dan karakteristik sebuah barang atau jasa yang menggunakan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan yang tertulis atau tersirat. Mmendefinisikan ekspektasi kualitass adalah penting untuk operasional yang efektif dan efisien. Kualitass memerlukan pembangunan lingkungan manajemen kualitass total (TQM) karena kualitas tidak dapat diinspeksi ke dalam sebuah produk. Secara umum kualitass didefinisikan terhadap lima pendekatan utama yakni (Gesperz, 2012: 1-2);

  1. Transcendent quality adalah suatu kondisi ideal menuju keunggulan
  2. Product-based quality adalah suatu atribut produk yang memenuhi kualitas
  3. User-based quality adalah kesesuaian atau ketepatan dalam penggunaan produk (barang atau jasa)
  4. Manufacturing-based qualiity adalah kesesuaian terhadap persyaratan standar
  5. Value-based quality adalah derajat keunggulan pada tingkat harga yang kompetitif.


Kualitas tersebut sudah mewakili lima sudut pandang atau pendekatan kualitass yakni,

  1. Kualitas sudut pandang keadaan yang sukar untuk diukur atau bersifat abstrak dimana suatu kualitas diukur berdassarkan kondisi yang sedang berlangsung dan terdapat standar-standar untuk pencapaian kualitas
  2. Kualitas diukur menurut atribut-atribut dari produk itu sendiri seperti bentuk kemasan dan sebagainya. Hal tersebut menjadi tolok ukur suatu barang berkualitas atau tidak
  3. Bagaimana suatu barang digunakan atau kesesuaian penggunaan barang terkait dengan penggunanya
  4. Kesesuaian proses produksi terhadap prosedur atau ketentuan-ketentuan dalam proses produksi
  5. Kesesuaian harga dengan nilai suatu barang atau jasa yang diberikan.


Stevenson dan chuong (2014:10) mengatakan, “Kualitas produk sering dinilai dalam enam dimensi kualitas, sebagai berikut” :
  1. Fitur khusus: karakteristik tambahan
  2. Kesesuaian: seberapa baik suatu produk atau jasa sesuai dengan spesifikasi
  3. Keandalan: konsistensi kinerja
  4. Ketahanan: masa manfaat dari produk atau jasa
  5. Persepsi kualitas: evaluasi langsung kualitas(misalnya reputasi)
  6. Kemampuan pelayanan: penanganan keluhan atau perbaikan


Biaya Kualitas

Prevention Cost
            Biaya ini muncul untuk mencegah terjadinya kualitas buruk dalam proses produk atau jasa yang dihassilkan. Ketika biaya pencegahan meningkat, maka diharapkan biaya kegagalan akan menurun. (biaya untuk menjaga failure & appraisal cost minimum). Contoh: perencanaan kualitas, review produk baru, pengendalian proses untuk menentukan status proses, audit kualitas, evaluasi kualitas supplier, training.

Appraisal Cost
            Biaya ini muncul untuk menentukan apakah produk atau jasa sesuai dengan kebutuhan pelanggan atau spesifikasi mereka. Tujuan utama dari fungsi penilaian adalah menghindari dikirimnya barang-barang yang tidak sesuai dengan kualitas kepada para pelanggan. Contoh : inspeksi dan uji material, inspeksi & uji akhir, audit kualitas produk, menjaga akurasi peralatan inspeksi evaluasi inventori (cek degradasi).

Internal Failure Cost
            Biaya ini timbul karena produk dan jasa tidak sesuai dengan spesifikasi atau kebutuhan pelanggan. Ketidaksesuaian ini di deteksi sebelum produk dan jasa dikirimkan ke pihak luar. Biaya-biaya ini tidak akan ada jika tidak ada barang cacat. Contoh: sekrap, kerja ulang, analisis kegagalan, sekrap & kerja ulang supplie, 100% sorting inspection, kesalahan proses yang dapat dihindarkan inspeki & uji ulang dan downgrading.

External Failure Cost
            Biaya ini timbul karena produk dan jasa gagal memenuhi persyaratan atau memenuhi kebutuhan pelanggan setelah dikirim ke pelanggan. Dari semua biaya, kategori ini merupakan biaya yang paling menghancurkan perusahaan. Seperti halnya biaya gagal internal, biaya ini tidak akan timbul jika tidak ada barang cacat. Contoh : biaya warranty, penyesuaian terhadap complain, material yang dikembalikan dan allowances.

Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumppulan variabel untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dasar dari semua proses pengendalian adalah pemikiran untuk mengarahkan suatu variabel atau sekumpulan variabel guna mencapai tujuan tertentu. Variabel tersebut berupa manusia, mesin dan organisasi. Evans dan Lindsay (2007:236) pengendalian diperlukan karena adanya 2 alasan, yaitu:
  1. Pengendalian merupakan dassar bagi manajemen kerja harian yang efektif bagi semua tingkatan
  2. Perbaikan angka panjang tidak dapat diterapkan pada suatu proses kecuali proses tersebut terkendali dengan baik.

Suatu sistem pengendalian mempunyai 3 komponen (Evans dan Lindsay, 2007:236), yaitu;

  1. Standar atau tujuan
  2. Cara mengukur keberhasilan
  3. Perbandingan antara hasil sebenarnya dengan standar serta umpan balik guna membentuk dasar untuk tindakan korektif.

Terdapat 4 langkah untuk melakukan pengendalian, yaitu;

  1. Menentukan standar (setting standard)
  2. Menentukan standar mutu biaya (cost quality)
  3. Standar mutu kerja (performance quality), standar mutu keamanan (safety quality), standar mutu keandalan (realibility quality)yang diperlukan untuk suatu produk
  4. Menilai kesesuaian (appraising conformance).


Membandingkan kesesuaian dari produk yang dibuat dengan standar yang telah ditetapkan. Bertindak bila perlu (acting when necessary). Mengoreksi masalah dan penyebabnya melalui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Merencanakan perbaikan (planning for improvement). Merencanakan suatu upaya yang berlanjut untuk memperbaiki standar biaya, kinerja, keamanan dan keandalan.

Pengendalian Kualitas

Rusdiana (2014:221), pengendalian kualitas adalah teknik dan aktivitas operasional yang digunakan untuk memenuhi persyaratan kualitas. Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian kualitas adalah suatu teknik dan aktivitas atau tindakan terencana yang dilakukan untuk mencapai, mempertahankan dan mengaitkan kualitas suatu produk dan jasa agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan dapat memenuhi kepuasan konsumen.
Perusahaan menghasilkan output untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen akan kepuasan, sehingga output yang dihasilkan seharusnya dapat memuaskan konsumen. Oleh karena itu produk bisa diartikan sebagai kepuasan yang ditawarkan produsen (perusahaan) kepada konsumen.
Untuk dapat mencapai maksud tersebut maka sudah selayaknya perusahaan memfokuskan diri pada pengembangan keunggulan bersaing melalui strategi bisnis, diantaranya pembedaan (differensiasi), biaya rendah (kepemimpinan biaya), respon cepat (rapaid response) atau kombinasi diantara kerja strategi tersebut. Suatu produk yang diciptakan baik berupa barang atau jasa pada umumnya mengalami tahapan kehidupan produk (PLC =  Produk Life Cycle).





Monday, August 5, 2019

Proses Produksi Massal


Produksi massal adalah sistem produksi dalam jumlah besar dari produk standar yang terjadi secara terus - menerus sebagai aliran produksi dan bersifat berkesinambungan serta menggunakan metode biaya rendah per unitnya.

Penerapan proses produksi massal harus distandarisasi oleh interchangeable parts atau peralatan yang dapat digunakan untuk memproduksi barang yang sama dalam jumlah besar. Di sini, tahap perencanaan  harus  mencakup  langkah - langkah  kerja  dan  revisi terhadap langkah - langkah tersebut. Kemudian rencana itu dilaksanakan pada tahap implementasi, dan sekaligus dengan tahap pengendaliannya.

Berikut adalah tahapan - tahapan penerapan proses produksi massal yang sesuai dengan ketentuan.

Tahap persiapan. Tahap ini didahului oleh kegiatan seperti perencanaan dan desain produk yang dihasilkan oleh kegiatan riset dan pengembangan
Proses  persiapan  produksi  yang terdiri  dari  kegiatan - kegiatan  seperti  perencanaan urutan - urutan proses sebagai berikut:
  1. Penjadwalan waktu
  2. Pemilihan peralatan
  3. Pengerjaan dengan perkakas
  4. Mobilisasi personalia
  5. Pembelian material
  6. Pembagian pekerjaan



Sunday, August 4, 2019

Indikator Keberhasilan Tahapan Produksi Massal

KEBERHASILAN TERHADAP PRODUKSI MASAL

Seorang wirausaha di dalam menekuni usahanya bertujuan untuk meraih keberhasilan. Sebagai pengelola usaha, wirausaha harus dapat mengorganisasi, memanfaatkan, dan meningkatkan sumber daya yang tersedia sedemikian rupa sehingga mampu bersaing dan berkompetitif dengan pelaku usaha lain serta dapat pula memanfaatkan setiap kesempatan yang ada.

Keberhasilan identik dengan pendapatan, dengan begitu pendapatan merupakan salah satu kriteria bagi kegiatan usaha, yakni dapat dipergunakan untuk menilai keberhasilan usaha atau dapat dikatakan keberhasilan usaha adalah suatu kenyataan persesuaian antara rencana dengan proses pelaksanaannya dan hasil yang dicapai. Keberhasilan usaha harus dinilai sehubungan dengan pencapaian tujuan, yang dimaksud pencapaian tujuan yang popular adalah menghasilkan laba.

 Kriteria penting sebagai indikator keberhasilan usaha, yaitu:

  1. Kemampuan menyesuaikan diri
  2. Produktifitas
  3. Kepuasan kerja
  4. Kemampuan mendapatkan laba dan pencarian sumber daya.

A. Kriteria Keberhasilan

Kesuksesan wirausaha disebabkan orientasi pada tindakan yang berada dalam kerangka berpikir wirausaha dimana ide-ide yang timbul dapat segera diterapkan walaupun dalam situasi yang tidak menentu.

Karakteristik berpikir pada tindakan kewirausahaan ada lima, yaitu:
  • Sangat bersemangat dalam melihat/ mencari peluang-peluang baru
  • Mengejar peluang dengan disiplin yang ketat
  • Mengejar peluang yang sangat baik dan menghindari mengejar peluang yang melelahkan diri dan organisasi
  • Fokus pada pelaksanaan
  • Mengikutsertakan energy setiap orang yang berada dalam jangkauan mereka.
Ada 8 hal yang membuat usaha atau bisnis meraih kesuksesan atau keberhasilan, yaitu:

  • Peluang pasar yang baik.
  • Keunggulan persaingan.
  • Kualitas barang/jasa.
  • Inovasi yang berproses.
  • Dasar budaya perusahaan.
  • Menghargai pelanggan dan pegawai.
  • Manajemen yang berkualitas
  • Dukungan modal yang kuat.
Adapun indikator keberhasilan usaha menurut Suryana keberhasilan usaha terdiri dari
  1.  Modal
  2. Pendapatan
  3. Volume Penjualan
  4. Output produksi
  5. Tenaga Kerja
Indikator keberhasilan usaha menurut Dwi Riyanti (2003:28), kriteria yang cukup signifikan untuk menentukan keberhasilan suatu usaha dapat dilihat dari :
  1. Peningkatan dalam akumulasi modal atau peningkatan modal
  2. Jumlah produksi
  3. Jumlah pelanggan
  4. Perluasan usaha
  5. Perluasan daerah pemasaran
  6. Perbaikan sarana fisik dan
  7. Pendapatan usaha
Dapat diketahui bahwa terdapat banyak pendapat dan pandangan mengenai dimensi keberhasilan usaha. Maka dimensi yang digunakan untuk penelitian ini menggunakan pendapat Dwi Riyanti  bahwa dimensi keberhasilan usaha yaitu diantarannya adalah Peningkatan dalam akumulasi modal atau peningkatan modal, Jumlah produksi, Jumlah pelanggan, Perluasan usaha, Perluasan daerah pemasaran, Perbaikan sarana fisik dan Pendapatan usaha




Referensi : http://nabilamutiar.blogspot.com/2018/08/indikator-keberhasilan-terhadap.html

Data Siswa

Nama Kelompok :
  1. Guntur Setya Agung (15) XII D
  2. Revanza Hafiz Erianto (24) XII D


Rencana Produk :
Lampu hias dari stik es krim













Rencana Anggaran :
  1. Stik es krim : Rp3.000
  2. Lampu bohlam : Rp.8.000
  3. Kabel 1m : Rp5.000
  4. Lem : Rp2.500
  5. Fitting lampu : Rp5.000
  6. Colokan : Rp5.000
TOTAL : Rp28.500


Referensi : https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&ved=2ahUKEwiLpsvfh-vjAhUBjeYKHQIvDToQjRx6BAgBEAU&url=https%3A%2F%2Fwww.youtube.com%2Fwatch%3Fv%3Dntr5xM1m3Sc&psig=AOvVaw2cqfoOM-3SYy7q6uunY36o&ust=1565071461544354

Laporan Hasil Expo

"GREAT SHOW TELSA" 2019 A.  GREAT SHOW TELSA 2019 Great Show Telsa (GRATSHESA) - Telsa Expo dan Bazar berisi tentang ...