Monday, October 21, 2019
Monday, September 9, 2019
Monday, August 26, 2019
Paparan deskriptif, naratif, argumentasi, dan persuasif tentang produk jasa
Paparan
deskriptif, naratif, argumentasi, dan persuasif tentang produk jasa
A.Kalimat deskriptif
Contoh :
Bimbingan belajar yaitu bimbingan yang
diarahkan untuk membantu para individu dalam menghadapi dan memecahkan
masalah-masalah akademik. Maka, bimbel akan membantu seorang anak lebih
mengerti pelajaran sekolah dari pada murid lainnya. Dari sana seorang anak akan
diajarkan dan diberi penjelasan secara lebih khusus dari pada disekolah.
B.Kalimat naratif
Contoh:
Banyak kelas yang dibuka untuk bimbingan
belajar seperti les fisika, les biologi, les matematika dll. Bimbel ini
membutuhkan pengajar yang berpengalaman dan kreatif agar para siswa yang
belajar tidak bosan terhadap pembelajaran.
C. Kalimat argumentasi
Contoh:
Bimbingan belajar merupakan salah satu cara
yang dilakukan oleh lembaga-lembaga atau organisasi yang bertujuan untuk
memberikan pendidikan non-formal bagi para siswa.
Di zaman yang serba modern ini sudah banyak
lembaga-lembaga yang menawarkan jasa dalam memberikan pendidikan kepada siswa
dengan berbagai metode yang baru yang bisa menarik minat siswa untuk mengiokuti
bimbingan belajar tersebut.
D. Kalimat persuasif
Contoh :
Seperti diuraikan sebelumnya bimbingan
belajar merupakan salah satu usaha yang perlu dilaksanakan untuk mencapai
tujuan belajar yang maksimal. Pelaksanaan bimbingan dilatar belakangi oleh
beberapa aspek. Diantaranya aspek psikologis, kultural atau sosial budaya, dan
pedagogis.
E.Produk Jasa
Pengertian jasa adalah kegiatan ekonomi
dengan hasil keluaran yang tidak berwujud yang ditawarkan dari penyedia jasa
yakni perusahaan kepada pengguna jasa atau konsumen.
Sunday, August 18, 2019
Kesesuaian Hasil Produk Dengan Rancangan
Kesesuaian Hasil Produk
Dengan Rancangan
Mengevaluasi kesesuaian hasil produk dengan rancangan perlu dilakukan.
Hal tersebut perlu dilakukan sebagai langkah kroscek antara rencana yang dibuat
dengan hasil yang didapatkan. Cara evaluasi ini dapat dilakukan secara manual,
untuk mempermudah maka kita hanya melakukan sampling saja terhadap produk yang
sudah selesai dibuat.
Dengan adanya evaluasi tersebut seorang wirausaha dapat memutuskan
apakah rencana yang sudah dibuat berjalan sesuai dengan rencana atau tidak.
Apabila produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan rancangan maka perlu diambil
langkah lebih lanjut untuk mengatasinya. Contoh jenis usaha yang memerlukan
adanya tahapan evaluasi ini dalah usaha yang bergerak pada bidang kerajinan
atau membuat barang jadi. Karena kualitas barang dagangan menjadi faktor
penentu kepuasan pelanggan kita.
Sumber : https://brainly.co.id/tugas/16633440
Teori Dasar Perakitan
Teori
Dasar Perakitan
1.1
Pengertian & Prinsip Perakitan
Perakitan
adalah suatu proses penyusunan dan penyatuan beberapa bagian komponen menjadi
suatu alat atau mesin yang mempunyai fungsi tertentu. Pekerjaan perakitan
dimulai bila obyek sudah siap untuk dipasang dan berakhir bila obyek tersebut
telah bergabung secara sempurna. Perakitan juga dapat diartikan penggabungan
antara bagian yang satu terhadap bagian yang lain atau pasangannya.
Pada
prinsipnya perakitan dalam proses manufaktur terdiri dari pasangan semua
bagian-bagian komponen menjadi suatu produk, proses pengencangan, proses
inspeksi dan pengujian fungsional, pemberian nama atau label, pemisahan hasil
perakitan yang baik dan hasil perakitan yang buruk, serta pengepakan dan
penyiapan untuk pemakaian akhir. Perakitan merupakan proses khusus bila
dibandingkan dengan proses manufaktur lainnya, misalnya proses permesinan (
frais, bubut, bor, dan gerinda ) dan pengelasan yang sebagian pelaksanaannya
hanya meliputi satu proses saja. Sementara dalam perakitan bisa meliputi
berbagai proses manufaktur.
1.2
Metode perakitan.
Dalam
produksi massal, proses perakitan dapat dilakukan dengan cara otomatis,
misalnya proses pengikatan, pengelingan, pengelasan, penyekrupan, dan lain-lain
dalam urutan rangkaian proses produksi. Hal itu dilakukan untuk mendapatkan
hasil pada setiap produk dengan bentuk yang standar.
Dalam
perakitan terdapat beberapa metode yang dapat diterapkan sesuai dengan
kebutuhan. Metode-metode tersebut adalah :
a. Metode perakitan yang dapat ditukar
tukar.
Pada
metode ini, bagian-bagian yang akan dirakit dapat ditukarkan satu sama lain (
interchangeable ), karena bagian tersebut dibuat oleh suatu pabrik secara
massal dan sudah distandarkan baik menurut ISO, DIN, JIS, dan lain sebagainya.
Keuntungan bila kita menggunakan bagian atau komponen yang telah distandarkan
adalah waktu perakitan komponen yang lebih cepat dan dalam penggantian komponen
yang rusak dapat diganti dengan komponen yang sejenis yang ada di pasaran. Akan
tetapi tetap mempunyai kerugian yaitu kita harus membeli komponen tersebut
dengan harga yang relatif lebih mahal.
b. Perakitan dengan pemilihan.
Pada
metode perakitan dengan metode pemilihan, komponen-komponennya juga dihasilkan
dengan produksi massal yang pengukuran-pengukurannya tersendiri menurut
batasan-batasan ukuran.
c. Perakitan secara individual.
Perakitan
secara individual dalam pengerjaannya tidak dapat kita pisahkan antara pasangan
satu dengan pasangannya. karena dalam pengerjaannya harus berurutan tergantung
bagian yang sebelumnya. Salah satu komponen yang berpasangan tersebut kita
selesaikan terlebih dahulu, kemudian pasangan lainnya menyusul dengan ukuran
patokan yang diambil dari komponen yang pertama.
1.3 Macam dan jenis perakitan.
Ada
beberapa macam jenis perakitan yang sering digunakan di dunia industri, hal ini
tergantung pada pekerjaan yang akan dilakukan. Biasanya faktor bentuk dan
jumlah produk yang akan dihasilkan sangat menentukan. Pada umumnya ada dua
macam jenis perakitan yaitu :
• Perakitan Manual yaitu; perakitan
yang sebagian besar proses dikerjakan secara konvensional atau menggunakan tenaga manusia dengan peralatan yang
sederhana tanpa alat-alat bantu yang spesifik atau khusus.
• Perakitan otomatis yaitu; perakitan
yang dikerjakan dengan sistem otomatis seperti otomasi, elektronik, mekanik,
gabungan mekanik dan elektronik (mekatronik), dan membutuhkan alat bantu yang
lebih khusus.
• Sedangkan untuk jenis perakitan dapat
dibedakan menurut jenis produk yang akan dilakukan perakitan yaitu; Produk
tunggal Jenis perakitan tunggal yaitu perakitan dengan produk hanya satu jenis
saja
• Produk seri Jenis perakitan produk
seri adalah bila perakitan dilakukan dalam jumlah massal dalam bentuk dan
ukuran yang sama. Contohnya proses perakitan produk elektronik, perakitan
mobil, perakitan motor dan lain-lain.
Prosedur Pengujian Kesesuaian Fungsi Produk Barang / Jasa
Prosedur Pengujian Kesesuaian Fungsi Produk Barang/Jasa
Memahami definisi manajemen operasi memungkinkan untuk mengetahui secara
umum apa yang beroperasi dalam suatu organisasi. Ada beberapa fungsi dari
manajemen operasi (Heizer dan Render, 2011:38) dibagi menjadi empat fungsi,
yaitu:
- Manajemen operasi adalah tiga fungsi utama dari setiap organisasi, dan secara integral terkait dengan semua fungsi bisnis lainnya. Bagaimana orang mengorganisir diri untuk usaha produktif.
- Untuk mengetahui bagaimana barang dan jasa yang dihasilkan.
- Untuk memahami apa yang manajer operasi dilakukan.
- Operasi manajemen adalah suatu bagian mahal dari sebuah organisasi. Hal ini juga memberikan kesempatan besar bagi sebuah organisasi untuk mengingatkan profitabilitas dan meningkatkan layanan kepada masyarakat.
Jadi, operasi telah didefinisikan sebagai sistem transformasi atau
proses yang mengubah input menjadi output. Ketika proses transformasi yang
terjadi, ada nilai yang dimassukkan. Nilai mengambil bentuk sebagai output
barang atau jasa. Manajemen operassi ini juga sangat membantu bagi para manajer
untuk memahami pentingnya kegiatan operasi yang efektif dari suatu organisasi.
Manajemen Kualitas
Dalam kehidupan pasar, kualitas dapat ditentukan oleh pelanggan karena
produk yang ada diciptakan untuk pelanggan. Untuk meraih kkualitas tersebut
perlu diterapkan suatu manajemen kualitas. Menurut ISO 8402 (Quality
Vocabulary) Mendefinisikan manajemen kualitas sebagai semua aktivitas dari
fungsi manajemen secara keseluruhan yang mmenentukan kebijaksanaan kualitas,
tujuan dan tanggung jawab serta mengimplementasikannya melalui alat-alat
sebagai berikut;
- Perencanaan kualitas (Quality Planning). Perencanaan adalah penetapan dan pengembangan tujuan dan kebutuhan untuk kualitas serta penerapan sistem kualitas.
- Pengendalian kualitas(Quality Control). Pengendalian kkualitas adalah teknik dan aktivitas operasional yang digunakan untuk memenuhi persyaratan kualitas.
- Jaminan kualitas (Quality Assurance). Jaminan kualitas adalah semua tindakan terencana dan sistematis yang diimplementasikan dan didemonstrasikan untuk memberikan kepercayaan yang cukup bahwa produk akan memuaskan kebutuhan untuk kualitas tertentu.
- Peningkatan kualitas (Quality Improvement). Peningkatan kualitas adalah tindakan-tindakan yang diambil untuk meningkatkan nilai produk pelanggan melalui peningkatan efektivitas dan efisiensi dari proses dan aktivitas melalui struktur organisasi.
Jadi sistem manajemen kualitass ini berfokus pada konsistensi dari
setiap proses kerja yang ada untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan pasar.
Dalam menciptakan sebuah sistem manajemen yang berkualitas dibutuhkan sebuah
tahapan-tahapan proses yang harus dilakukan, hal tersebut dikenal sebagai PDCA
(Plan-Do-Check-Act). Gaspersz (2012:35) PDCA dapat dijabarkan sebagai berikut;
- Rencanakan (Plan). Merupakan sebuah proses untuk merencanakan suatu sistem manajemen kualitas. Dalam melakukan sebuah perencanaan, harus mengandung konsep SMART (Specific, Measurable, Achievable, Result-Oriented, Timely) yang artinya ketika menetapkan tujuan-tujuan kualitas harus ditetapkan secara spesifik dan bukan bersifat umum, dapat diukur, dapat dicapai, berorientasi pada pencapaian hasil dan memiliki tolok ukur waktu untuk mencapai tujuan tersebut.
- Laksanakan (Do). Setelah menentukan perencanaan dari sebuah sistem, langkah berikutnya adalah menerapkan dan mengoperasikan sistem menejemen kualitass tersebut dengan mengelola lingkungan kerja yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian terhadap persyaratan produk, menciptakan struktur manajemen, menerapkan tanggung jawab dengan kewenangan yang memadai yang artinya bahwa manajemen puncak harus menjamin bahwa tanggung jawab dan wewenang didefinisikan dan dikomunikasikan dalam organisasi
- Periksa (Check). Berikutnya adalah melakukan pemeriksaan pada proses sistem manajemen kualitas dengan melakukan pemantauan dan pengukuran. Pengukuran yang dilakukan seperti terhadap kepuasan pelanggan dengan melakukan survei atas kepuasan pelanggan, opini, persepsi pelanggan dan sebagainya yang mencakup segala masukan terhadap kualitas menurut pandangan konsumen. Hal yang diperiksa tidak hanya sebatas terhadap kualitas yang ada, tetapi juga keada identifikasi penyebab ketidaksesuaian terhadap perencanaan yang direncanakan untuk mengambil tindakan koperatif
- Bertindak (Act). Yang terakhir adalah melakukan tindakan perbaikan atas segala ketidak sesuaian yang ada dan melakukan tindakan korektif untuk memperbaiki atau meningkatkan sistem menejemen kualitas secara terus menerus untuk mencegah pengulangan kembali tindakan ketidaksesuaian tersebut. Tindakan perbaikan tersebut seperti melakukan peninjauan ulang terhadap sistem manajemen kualitas.
Gambar 1. Alur Plan-Do-Check-Act
Sumber: (Heizer dan Render, 2015: 248)
Kualitass adalah istilah yang berarti hal-hal yang berbeda untuk
orang-orang yang berbeda. Kualitas sebagai keseluruhan fitur dan karakteristik
sebuah barang atau jasa yang menggunakan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan
yang tertulis atau tersirat. Mmendefinisikan ekspektasi kualitass adalah
penting untuk operasional yang efektif dan efisien. Kualitass memerlukan
pembangunan lingkungan manajemen kualitass total (TQM) karena kualitas tidak
dapat diinspeksi ke dalam sebuah produk. Secara umum kualitass didefinisikan
terhadap lima pendekatan utama yakni (Gesperz, 2012: 1-2);
- Transcendent quality adalah suatu kondisi ideal menuju keunggulan
- Product-based quality adalah suatu atribut produk yang memenuhi kualitas
- User-based quality adalah kesesuaian atau ketepatan dalam penggunaan produk (barang atau jasa)
- Manufacturing-based qualiity adalah kesesuaian terhadap persyaratan standar
- Value-based quality adalah derajat keunggulan pada tingkat harga yang kompetitif.
Kualitas tersebut sudah mewakili lima sudut pandang atau pendekatan
kualitass yakni,
- Kualitas sudut pandang keadaan yang sukar untuk diukur atau bersifat abstrak dimana suatu kualitas diukur berdassarkan kondisi yang sedang berlangsung dan terdapat standar-standar untuk pencapaian kualitas
- Kualitas diukur menurut atribut-atribut dari produk itu sendiri seperti bentuk kemasan dan sebagainya. Hal tersebut menjadi tolok ukur suatu barang berkualitas atau tidak
- Bagaimana suatu barang digunakan atau kesesuaian penggunaan barang terkait dengan penggunanya
- Kesesuaian proses produksi terhadap prosedur atau ketentuan-ketentuan dalam proses produksi
- Kesesuaian harga dengan nilai suatu barang atau jasa yang diberikan.
Stevenson dan chuong (2014:10) mengatakan, “Kualitas produk sering
dinilai dalam enam dimensi kualitas, sebagai berikut” :
- Fitur khusus: karakteristik tambahan
- Kesesuaian: seberapa baik suatu produk atau jasa sesuai dengan spesifikasi
- Keandalan: konsistensi kinerja
- Ketahanan: masa manfaat dari produk atau jasa
- Persepsi kualitas: evaluasi langsung kualitas(misalnya reputasi)
- Kemampuan pelayanan: penanganan keluhan atau perbaikan
Biaya Kualitas
Prevention Cost
Biaya
ini muncul untuk mencegah terjadinya kualitas buruk dalam proses produk atau
jasa yang dihassilkan. Ketika biaya pencegahan meningkat, maka diharapkan biaya
kegagalan akan menurun. (biaya untuk menjaga failure & appraisal cost
minimum). Contoh: perencanaan kualitas, review produk baru, pengendalian proses
untuk menentukan status proses, audit kualitas, evaluasi kualitas supplier,
training.
Appraisal Cost
Biaya
ini muncul untuk menentukan apakah produk atau jasa sesuai dengan kebutuhan
pelanggan atau spesifikasi mereka. Tujuan utama dari fungsi penilaian adalah
menghindari dikirimnya barang-barang yang tidak sesuai dengan kualitas kepada
para pelanggan. Contoh : inspeksi dan uji material, inspeksi & uji akhir,
audit kualitas produk, menjaga akurasi peralatan inspeksi evaluasi inventori
(cek degradasi).
Internal Failure Cost
Biaya
ini timbul karena produk dan jasa tidak sesuai dengan spesifikasi atau
kebutuhan pelanggan. Ketidaksesuaian ini di deteksi sebelum produk dan jasa
dikirimkan ke pihak luar. Biaya-biaya ini tidak akan ada jika tidak ada barang
cacat. Contoh: sekrap, kerja ulang, analisis kegagalan, sekrap & kerja
ulang supplie, 100% sorting inspection, kesalahan proses yang dapat dihindarkan
inspeki & uji ulang dan downgrading.
External Failure Cost
Biaya
ini timbul karena produk dan jasa gagal memenuhi persyaratan atau memenuhi
kebutuhan pelanggan setelah dikirim ke pelanggan. Dari semua biaya, kategori
ini merupakan biaya yang paling menghancurkan perusahaan. Seperti halnya biaya
gagal internal, biaya ini tidak akan timbul jika tidak ada barang cacat. Contoh
: biaya warranty, penyesuaian terhadap complain, material yang dikembalikan dan
allowances.
Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumppulan
variabel untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dasar dari semua proses pengendalian adalah pemikiran untuk mengarahkan suatu
variabel atau sekumpulan variabel guna mencapai tujuan tertentu. Variabel
tersebut berupa manusia, mesin dan organisasi. Evans dan Lindsay (2007:236)
pengendalian diperlukan karena adanya 2 alasan, yaitu:
- Pengendalian merupakan dassar bagi manajemen kerja harian yang efektif bagi semua tingkatan
- Perbaikan angka panjang tidak dapat diterapkan pada suatu proses kecuali proses tersebut terkendali dengan baik.
Suatu sistem pengendalian mempunyai 3 komponen (Evans dan Lindsay,
2007:236), yaitu;
- Standar atau tujuan
- Cara mengukur keberhasilan
- Perbandingan antara hasil sebenarnya dengan standar serta umpan balik guna membentuk dasar untuk tindakan korektif.
Terdapat 4 langkah untuk melakukan pengendalian, yaitu;
- Menentukan standar (setting standard)
- Menentukan standar mutu biaya (cost quality)
- Standar mutu kerja (performance quality), standar mutu keamanan (safety quality), standar mutu keandalan (realibility quality)yang diperlukan untuk suatu produk
- Menilai kesesuaian (appraising conformance).
Membandingkan kesesuaian dari produk yang dibuat dengan standar yang
telah ditetapkan. Bertindak bila perlu (acting when necessary). Mengoreksi
masalah dan penyebabnya melalui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan
pelanggan. Merencanakan perbaikan (planning for improvement). Merencanakan
suatu upaya yang berlanjut untuk memperbaiki standar biaya, kinerja, keamanan
dan keandalan.
Pengendalian Kualitas
Rusdiana (2014:221), pengendalian kualitas adalah teknik dan aktivitas
operasional yang digunakan untuk memenuhi persyaratan kualitas. Berdasarkan pengertian
diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian kualitas adalah suatu teknik
dan aktivitas atau tindakan terencana yang dilakukan untuk mencapai,
mempertahankan dan mengaitkan kualitas suatu produk dan jasa agar sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan dan dapat memenuhi kepuasan konsumen.
Perusahaan menghasilkan output untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen akan kepuasan, sehingga output yang dihasilkan seharusnya dapat
memuaskan konsumen. Oleh karena itu produk bisa diartikan sebagai kepuasan yang
ditawarkan produsen (perusahaan) kepada konsumen.
Untuk dapat mencapai maksud tersebut maka sudah selayaknya perusahaan
memfokuskan diri pada pengembangan keunggulan bersaing melalui strategi bisnis,
diantaranya pembedaan (differensiasi), biaya rendah (kepemimpinan biaya),
respon cepat (rapaid response) atau kombinasi diantara kerja strategi tersebut.
Suatu produk yang diciptakan baik berupa barang atau jasa pada umumnya
mengalami tahapan kehidupan produk (PLC = Produk Life Cycle).
Monday, August 5, 2019
Proses Produksi Massal
Produksi
massal adalah sistem produksi dalam jumlah besar dari produk standar yang
terjadi secara terus - menerus sebagai aliran produksi dan bersifat
berkesinambungan serta menggunakan metode biaya rendah per unitnya.
Penerapan
proses produksi massal harus distandarisasi oleh interchangeable parts atau
peralatan yang dapat digunakan untuk memproduksi barang yang sama dalam jumlah
besar. Di sini, tahap perencanaan harus mencakup langkah -
langkah kerja dan revisi terhadap langkah - langkah tersebut.
Kemudian rencana itu dilaksanakan pada tahap implementasi, dan sekaligus dengan
tahap pengendaliannya.
Berikut
adalah tahapan - tahapan penerapan proses produksi massal yang sesuai dengan
ketentuan.
Tahap
persiapan. Tahap ini didahului oleh kegiatan seperti perencanaan dan desain
produk yang dihasilkan oleh kegiatan riset dan pengembangan
Proses
persiapan produksi yang terdiri dari kegiatan -
kegiatan seperti perencanaan urutan - urutan proses sebagai
berikut:
- Penjadwalan waktu
- Pemilihan peralatan
- Pengerjaan dengan perkakas
- Mobilisasi personalia
- Pembelian material
- Pembagian pekerjaan
Sunday, August 4, 2019
Indikator Keberhasilan Tahapan Produksi Massal
KEBERHASILAN
TERHADAP PRODUKSI MASAL
Seorang
wirausaha di dalam menekuni usahanya bertujuan untuk meraih keberhasilan.
Sebagai pengelola usaha, wirausaha harus dapat mengorganisasi, memanfaatkan,
dan meningkatkan sumber daya yang tersedia sedemikian rupa sehingga mampu
bersaing dan berkompetitif dengan pelaku usaha lain serta dapat pula
memanfaatkan setiap kesempatan yang ada.
Keberhasilan
identik dengan pendapatan, dengan begitu pendapatan merupakan salah satu
kriteria bagi kegiatan usaha, yakni dapat dipergunakan untuk menilai
keberhasilan usaha atau dapat dikatakan keberhasilan usaha adalah suatu
kenyataan persesuaian antara rencana dengan proses pelaksanaannya dan hasil
yang dicapai. Keberhasilan usaha harus dinilai sehubungan dengan pencapaian
tujuan, yang dimaksud pencapaian tujuan yang popular adalah menghasilkan laba.
Kriteria penting sebagai indikator
keberhasilan usaha, yaitu:
- Kemampuan menyesuaikan diri
- Produktifitas
- Kepuasan kerja
- Kemampuan mendapatkan laba dan pencarian sumber daya.
A.
Kriteria Keberhasilan
Kesuksesan
wirausaha disebabkan orientasi pada tindakan yang berada dalam kerangka
berpikir wirausaha dimana ide-ide yang timbul dapat segera diterapkan walaupun
dalam situasi yang tidak menentu.
Karakteristik
berpikir pada tindakan kewirausahaan ada lima, yaitu:
- Sangat bersemangat dalam melihat/ mencari peluang-peluang baru
- Mengejar peluang dengan disiplin yang ketat
- Mengejar peluang yang sangat baik dan menghindari mengejar peluang yang melelahkan diri dan organisasi
- Fokus pada pelaksanaan
- Mengikutsertakan energy setiap orang yang berada dalam jangkauan mereka.
Ada
8 hal yang membuat usaha atau bisnis meraih kesuksesan atau keberhasilan,
yaitu:
- Peluang pasar yang baik.
- Keunggulan persaingan.
- Kualitas barang/jasa.
- Inovasi yang berproses.
- Dasar budaya perusahaan.
- Menghargai pelanggan dan pegawai.
- Manajemen yang berkualitas
- Dukungan modal yang kuat.
Adapun
indikator keberhasilan usaha menurut Suryana keberhasilan usaha terdiri dari
- Modal
- Pendapatan
- Volume Penjualan
- Output produksi
- Tenaga Kerja
Indikator
keberhasilan usaha menurut Dwi Riyanti (2003:28), kriteria yang cukup
signifikan untuk menentukan keberhasilan suatu usaha dapat dilihat dari :
- Peningkatan dalam akumulasi modal atau peningkatan modal
- Jumlah produksi
- Jumlah pelanggan
- Perluasan usaha
- Perluasan daerah pemasaran
- Perbaikan sarana fisik dan
- Pendapatan usaha
Dapat
diketahui bahwa terdapat banyak pendapat dan pandangan mengenai dimensi
keberhasilan usaha. Maka dimensi yang digunakan untuk penelitian ini
menggunakan pendapat Dwi Riyanti bahwa
dimensi keberhasilan usaha yaitu diantarannya adalah Peningkatan dalam
akumulasi modal atau peningkatan modal, Jumlah produksi, Jumlah pelanggan,
Perluasan usaha, Perluasan daerah pemasaran, Perbaikan sarana fisik dan
Pendapatan usaha
Referensi : http://nabilamutiar.blogspot.com/2018/08/indikator-keberhasilan-terhadap.html
Data Siswa
Nama Kelompok :
- Guntur Setya Agung (15) XII D
- Revanza Hafiz Erianto (24) XII D
Rencana Produk :
Lampu hias dari stik es krim
Rencana Anggaran :
- Stik es krim : Rp3.000
- Lampu bohlam : Rp.8.000
- Kabel 1m : Rp5.000
- Lem : Rp2.500
- Fitting lampu : Rp5.000
- Colokan : Rp5.000
TOTAL : Rp28.500
Referensi : https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&ved=2ahUKEwiLpsvfh-vjAhUBjeYKHQIvDToQjRx6BAgBEAU&url=https%3A%2F%2Fwww.youtube.com%2Fwatch%3Fv%3Dntr5xM1m3Sc&psig=AOvVaw2cqfoOM-3SYy7q6uunY36o&ust=1565071461544354
Referensi : https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&ved=2ahUKEwiLpsvfh-vjAhUBjeYKHQIvDToQjRx6BAgBEAU&url=https%3A%2F%2Fwww.youtube.com%2Fwatch%3Fv%3Dntr5xM1m3Sc&psig=AOvVaw2cqfoOM-3SYy7q6uunY36o&ust=1565071461544354
Subscribe to:
Posts (Atom)
Laporan Hasil Expo
"GREAT SHOW TELSA" 2019 A. GREAT SHOW TELSA 2019 Great Show Telsa (GRATSHESA) - Telsa Expo dan Bazar berisi tentang ...
-
Prosedur Pengujian Kesesuaian Fungsi Produk Barang/Jasa Memahami definisi manajemen operasi memungkinkan untuk mengetahui secara umum...
-
KEBERHASILAN TERHADAP PRODUKSI MASAL Seorang wirausaha di dalam menekuni usahanya bertujuan untuk meraih keberhasilan. Sebagai pen...