Prosedur Pengujian Kesesuaian Fungsi Produk Barang/Jasa
Memahami definisi manajemen operasi memungkinkan untuk mengetahui secara
umum apa yang beroperasi dalam suatu organisasi. Ada beberapa fungsi dari
manajemen operasi (Heizer dan Render, 2011:38) dibagi menjadi empat fungsi,
yaitu:
- Manajemen
operasi adalah tiga fungsi utama dari setiap organisasi, dan secara integral
terkait dengan semua fungsi bisnis lainnya. Bagaimana orang mengorganisir diri
untuk usaha produktif.
- Untuk
mengetahui bagaimana barang dan jasa yang dihasilkan.
- Untuk
memahami apa yang manajer operasi dilakukan.
- Operasi
manajemen adalah suatu bagian mahal dari sebuah organisasi. Hal ini juga
memberikan kesempatan besar bagi sebuah organisasi untuk
mengingatkan profitabilitas dan meningkatkan layanan kepada masyarakat.
Jadi, operasi telah didefinisikan sebagai sistem transformasi atau
proses yang mengubah input menjadi output. Ketika proses transformasi yang
terjadi, ada nilai yang dimassukkan. Nilai mengambil bentuk sebagai output
barang atau jasa. Manajemen operassi ini juga sangat membantu bagi para manajer
untuk memahami pentingnya kegiatan operasi yang efektif dari suatu organisasi.
Manajemen Kualitas
Dalam kehidupan pasar, kualitas dapat ditentukan oleh pelanggan karena
produk yang ada diciptakan untuk pelanggan. Untuk meraih kkualitas tersebut
perlu diterapkan suatu manajemen kualitas. Menurut ISO 8402 (Quality
Vocabulary) Mendefinisikan manajemen kualitas sebagai semua aktivitas dari
fungsi manajemen secara keseluruhan yang mmenentukan kebijaksanaan kualitas,
tujuan dan tanggung jawab serta mengimplementasikannya melalui alat-alat
sebagai berikut;
- Perencanaan
kualitas (Quality Planning). Perencanaan adalah penetapan dan pengembangan
tujuan dan kebutuhan untuk kualitas serta penerapan sistem kualitas.
- Pengendalian
kualitas(Quality Control). Pengendalian kkualitas adalah teknik dan aktivitas
operasional yang digunakan untuk memenuhi persyaratan kualitas.
- Jaminan
kualitas (Quality Assurance). Jaminan kualitas adalah semua tindakan terencana
dan sistematis yang diimplementasikan dan didemonstrasikan untuk memberikan
kepercayaan yang cukup bahwa produk akan memuaskan kebutuhan untuk kualitas
tertentu.
- Peningkatan
kualitas (Quality Improvement). Peningkatan kualitas adalah tindakan-tindakan
yang diambil untuk meningkatkan nilai produk pelanggan melalui peningkatan
efektivitas dan efisiensi dari proses dan aktivitas melalui struktur
organisasi.
Jadi sistem manajemen kualitass ini berfokus pada konsistensi dari
setiap proses kerja yang ada untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan pasar.
Dalam menciptakan sebuah sistem manajemen yang berkualitas dibutuhkan sebuah
tahapan-tahapan proses yang harus dilakukan, hal tersebut dikenal sebagai PDCA
(Plan-Do-Check-Act). Gaspersz (2012:35) PDCA dapat dijabarkan sebagai berikut;
- Rencanakan
(Plan). Merupakan sebuah proses untuk merencanakan suatu sistem manajemen
kualitas. Dalam melakukan sebuah perencanaan, harus mengandung konsep SMART
(Specific, Measurable, Achievable, Result-Oriented, Timely) yang artinya ketika
menetapkan tujuan-tujuan kualitas harus ditetapkan secara spesifik dan bukan
bersifat umum, dapat diukur, dapat dicapai, berorientasi pada pencapaian hasil
dan memiliki tolok ukur waktu untuk mencapai tujuan tersebut.
- Laksanakan
(Do). Setelah menentukan perencanaan dari sebuah sistem, langkah berikutnya
adalah menerapkan dan mengoperasikan sistem menejemen kualitass tersebut dengan
mengelola lingkungan kerja yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian terhadap
persyaratan produk, menciptakan struktur manajemen, menerapkan tanggung jawab
dengan kewenangan yang memadai yang artinya bahwa manajemen puncak harus
menjamin bahwa tanggung jawab dan wewenang didefinisikan dan dikomunikasikan
dalam organisasi
- Periksa
(Check). Berikutnya adalah melakukan pemeriksaan pada proses sistem manajemen
kualitas dengan melakukan pemantauan dan pengukuran. Pengukuran yang dilakukan
seperti terhadap kepuasan pelanggan dengan melakukan survei atas kepuasan
pelanggan, opini, persepsi pelanggan dan sebagainya yang mencakup segala
masukan terhadap kualitas menurut pandangan konsumen. Hal yang diperiksa tidak
hanya sebatas terhadap kualitas yang ada, tetapi juga keada identifikasi
penyebab ketidaksesuaian terhadap perencanaan yang direncanakan untuk mengambil
tindakan koperatif
- Bertindak
(Act). Yang terakhir adalah melakukan tindakan perbaikan atas segala ketidak
sesuaian yang ada dan melakukan tindakan korektif untuk memperbaiki atau
meningkatkan sistem menejemen kualitas secara terus menerus untuk mencegah
pengulangan kembali tindakan ketidaksesuaian tersebut. Tindakan perbaikan
tersebut seperti melakukan peninjauan ulang terhadap sistem manajemen kualitas.

Gambar 1. Alur Plan-Do-Check-Act
Sumber: (Heizer dan Render, 2015: 248)
Kualitass adalah istilah yang berarti hal-hal yang berbeda untuk
orang-orang yang berbeda. Kualitas sebagai keseluruhan fitur dan karakteristik
sebuah barang atau jasa yang menggunakan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan
yang tertulis atau tersirat. Mmendefinisikan ekspektasi kualitass adalah
penting untuk operasional yang efektif dan efisien. Kualitass memerlukan
pembangunan lingkungan manajemen kualitass total (TQM) karena kualitas tidak
dapat diinspeksi ke dalam sebuah produk. Secara umum kualitass didefinisikan
terhadap lima pendekatan utama yakni (Gesperz, 2012: 1-2);
- Transcendent
quality adalah suatu kondisi ideal menuju keunggulan
- Product-based
quality adalah suatu atribut produk yang memenuhi kualitas
- User-based
quality adalah kesesuaian atau ketepatan dalam penggunaan produk (barang atau
jasa)
- Manufacturing-based
qualiity adalah kesesuaian terhadap persyaratan standar
- Value-based
quality adalah derajat keunggulan pada tingkat harga yang kompetitif.
Kualitas tersebut sudah mewakili lima sudut pandang atau pendekatan
kualitass yakni,
- Kualitas
sudut pandang keadaan yang sukar untuk diukur atau bersifat abstrak dimana
suatu kualitas diukur berdassarkan kondisi yang sedang berlangsung dan terdapat
standar-standar untuk pencapaian kualitas
- Kualitas diukur
menurut atribut-atribut dari produk itu sendiri seperti bentuk kemasan dan
sebagainya. Hal tersebut menjadi tolok ukur suatu barang berkualitas atau tidak
- Bagaimana
suatu barang digunakan atau kesesuaian penggunaan barang terkait dengan
penggunanya
- Kesesuaian
proses produksi terhadap prosedur atau ketentuan-ketentuan dalam proses
produksi
- Kesesuaian
harga dengan nilai suatu barang atau jasa yang diberikan.
Stevenson dan chuong (2014:10) mengatakan, “Kualitas produk sering
dinilai dalam enam dimensi kualitas, sebagai berikut” :
- Fitur
khusus: karakteristik tambahan
- Kesesuaian:
seberapa baik suatu produk atau jasa sesuai dengan spesifikasi
- Keandalan:
konsistensi kinerja
- Ketahanan:
masa manfaat dari produk atau jasa
- Persepsi
kualitas: evaluasi langsung kualitas(misalnya reputasi)
- Kemampuan
pelayanan: penanganan keluhan atau perbaikan
Biaya Kualitas
Prevention Cost
Biaya
ini muncul untuk mencegah terjadinya kualitas buruk dalam proses produk atau
jasa yang dihassilkan. Ketika biaya pencegahan meningkat, maka diharapkan biaya
kegagalan akan menurun. (biaya untuk menjaga failure & appraisal cost
minimum). Contoh: perencanaan kualitas, review produk baru, pengendalian proses
untuk menentukan status proses, audit kualitas, evaluasi kualitas supplier,
training.
Appraisal Cost
Biaya
ini muncul untuk menentukan apakah produk atau jasa sesuai dengan kebutuhan
pelanggan atau spesifikasi mereka. Tujuan utama dari fungsi penilaian adalah
menghindari dikirimnya barang-barang yang tidak sesuai dengan kualitas kepada
para pelanggan. Contoh : inspeksi dan uji material, inspeksi & uji akhir,
audit kualitas produk, menjaga akurasi peralatan inspeksi evaluasi inventori
(cek degradasi).
Internal Failure Cost
Biaya
ini timbul karena produk dan jasa tidak sesuai dengan spesifikasi atau
kebutuhan pelanggan. Ketidaksesuaian ini di deteksi sebelum produk dan jasa
dikirimkan ke pihak luar. Biaya-biaya ini tidak akan ada jika tidak ada barang
cacat. Contoh: sekrap, kerja ulang, analisis kegagalan, sekrap & kerja
ulang supplie, 100% sorting inspection, kesalahan proses yang dapat dihindarkan
inspeki & uji ulang dan downgrading.
External Failure Cost
Biaya
ini timbul karena produk dan jasa gagal memenuhi persyaratan atau memenuhi
kebutuhan pelanggan setelah dikirim ke pelanggan. Dari semua biaya, kategori
ini merupakan biaya yang paling menghancurkan perusahaan. Seperti halnya biaya
gagal internal, biaya ini tidak akan timbul jika tidak ada barang cacat. Contoh
: biaya warranty, penyesuaian terhadap complain, material yang dikembalikan dan
allowances.
Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumppulan
variabel untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dasar dari semua proses pengendalian adalah pemikiran untuk mengarahkan suatu
variabel atau sekumpulan variabel guna mencapai tujuan tertentu. Variabel
tersebut berupa manusia, mesin dan organisasi. Evans dan Lindsay (2007:236)
pengendalian diperlukan karena adanya 2 alasan, yaitu:
- Pengendalian
merupakan dassar bagi manajemen kerja harian yang efektif bagi semua tingkatan
- Perbaikan
angka panjang tidak dapat diterapkan pada suatu proses kecuali proses tersebut
terkendali dengan baik.
Suatu sistem pengendalian mempunyai 3 komponen (Evans dan Lindsay,
2007:236), yaitu;
- Standar
atau tujuan
- Cara
mengukur keberhasilan
- Perbandingan
antara hasil sebenarnya dengan standar serta umpan balik guna membentuk dasar
untuk tindakan korektif.
Terdapat 4 langkah untuk melakukan pengendalian, yaitu;
- Menentukan
standar (setting standard)
- Menentukan
standar mutu biaya (cost quality)
- Standar
mutu kerja (performance quality), standar mutu keamanan (safety quality),
standar mutu keandalan (realibility quality)yang diperlukan untuk suatu produk
- Menilai
kesesuaian (appraising conformance).
Membandingkan kesesuaian dari produk yang dibuat dengan standar yang
telah ditetapkan. Bertindak bila perlu (acting when necessary). Mengoreksi
masalah dan penyebabnya melalui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan
pelanggan. Merencanakan perbaikan (planning for improvement). Merencanakan
suatu upaya yang berlanjut untuk memperbaiki standar biaya, kinerja, keamanan
dan keandalan.
Pengendalian Kualitas
Rusdiana (2014:221), pengendalian kualitas adalah teknik dan aktivitas
operasional yang digunakan untuk memenuhi persyaratan kualitas. Berdasarkan pengertian
diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian kualitas adalah suatu teknik
dan aktivitas atau tindakan terencana yang dilakukan untuk mencapai,
mempertahankan dan mengaitkan kualitas suatu produk dan jasa agar sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan dan dapat memenuhi kepuasan konsumen.
Perusahaan menghasilkan output untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen akan kepuasan, sehingga output yang dihasilkan seharusnya dapat
memuaskan konsumen. Oleh karena itu produk bisa diartikan sebagai kepuasan yang
ditawarkan produsen (perusahaan) kepada konsumen.
Untuk dapat mencapai maksud tersebut maka sudah selayaknya perusahaan
memfokuskan diri pada pengembangan keunggulan bersaing melalui strategi bisnis,
diantaranya pembedaan (differensiasi), biaya rendah (kepemimpinan biaya),
respon cepat (rapaid response) atau kombinasi diantara kerja strategi tersebut.
Suatu produk yang diciptakan baik berupa barang atau jasa pada umumnya
mengalami tahapan kehidupan produk (PLC = Produk Life Cycle).